Fakta Baru Ditemukan, Keluarga Korban Minta Pencarian MH370 Dilanjutkan
14 September 2016, 09:00:02 Dilihat: 591x
CANBERRRA – Keluarga dari 239 korban dan kru Malaysia Airlines 370 meminta kepada tim penyelamat untuk terus melanjutkan pencarian pesawat. Permintaan ini menyusul ditemukan sebuah bukti baru terkait Pesawat MH370.
Pada Juli, Malaysia, China, dan Australia sepakat menunda pencarian pesawat. Keputusan ini diambil setelah tim penyelamat melakukan pencarian sepanjang 46 ribu mil dengan bantuan peralatan sonar laut. Selama pencarian tersebut, tim tidak menemukan bukti baru tentang lokasi jatuh pesawat. Mendengar kabar tersebut, delapan keluarga korban yang bertemu dengan otoritas Australia sempat mengaku frustrasi.
Baru-baru ini, pencari reruntuhan pesawat warga Amerika Serikat (AS) Blaine Gibson yang menghadiri pertemuan antara pihak di markas Pusat Keselamatan Keamanan Transportasi Australia dengan keluarga korban yang berasal dari Malaysia, China, Australia, dan Indonesia memberikan lima puing pesawat yang ditemukan di Madagaskar. Demikian sebagaimana dilansir CBS News, Selasa (13/9/2016).
Dua dari lima puing yang ditemukan berada dalam kondisi terbakar. Menurut Gibson, bukti ini mengindikasikan bahwa pesawat nahas itu mengalami kebakaran sebelum terjatuh. Gibson sebelum ini juga menemukan sebuah panel dari Pesawat MH4370 di Mozambik.
Kendati demikian, otoritas berwenang di Malaysia belum menerima puing yang diklaim terdampar di Madagaskar sejak Juni dan telah diberikan kepada pihak otoritas. Dengan adanya bukti baru, Gibson berharap proses pencarian dapat dilanjutkan. “Saya harap pencarian pesawat terus berlanjut dan bukti baru yang telah ditemukan ini dapat membuat tim penyelamat melanjutkan pencarian,” ujar Gibson.
Menanggapi penemuan bukti baru ini, salah satu keluarga korban Grace Nathan mengatakan bahwa pemerintah harus melakukan koordinasi terkait pencarian puing pesawat yang telah ditemukan baru-baru ini. Mereka juga harus menggunakan metode baru untuk menemukan area baru guna menemukan pesawat tersebut.
“Kami ingin menghimbau kepada tiga negara – Australia, China, dan Malaysia – agar melakukan upaya bersama dan mencari informasi terbaru yang kredibel,” tambah Nathan